promise keep us motivated

10 JANUARY 2010
2 tahun lalu, bahkan udah mau 3 tahun, aku dan teman sebangkuku di kelas 3 SMA pernah iseng ngomongin masa depan. Entah iseng atau akhirnya terketuk mikirin masa depan cipratan dari akhir-akhir SMA. Teman aku itu sangat suka sama sepatu, hoodies, watches, dan barang-vbarang yang mungkin boyish. Dia teman tergila, dan selalu bikin gue ketawa. Kami punya lagu kebangsaan, bahkan punya lagu yang kita ciptain berdua walau cuma sebait. Kami juga punya gerakan-gerakan seragam, psstt sebenarnya sihini ide dia buat bikin gerakan pukul-pukul manja. Hahaha.
Sedangkan aku yang suka girly stuff, heels, accesories cewe, bags, etc. Iseng dengan kesenangan masing-masing, dia pengen punya toko sepatu yang bakal jadi brand ternama suatu hari nanti, sedangkan aku yang memang punya cita-cita jadi designer terkenal, ingin punya clothline terkenal juga dan punya toko di Paris. Punya janji berdua sama dia, "10 tahun lagi bakal duduk bareng minum kopi di depan menara Eiffel, dan punya toko sebelahan".
Bisa di artikan janji, atau kata-kata yang bisa memotivasi masing-masing pribadi. Dan I wish 8 tahun lagi dari sekaranag, tepatnya 10 januari 2020 'that day is gonna happen'

16 JANUARY 2010
Di bulan yang sama pun aku punya janji sama seseorang di tempat favorit aku buat lihat matahari terbenam. Sebenernya pada 16 januari itu dia adalah manatan teman dekat saya, if you know what I mean teman dekat is. Kita berdua janji bakal ketemu 10 tahun lagi. Bakal liat sunset bareng. Dengan aturan harus datang sendiri. Entah kita masih single atau udah berpasangan. Dan lagi saya berdongeng dan seperti gadis polos yang percaya if It's gonna happen.
Dari 2 promises yang aku bikin sama 2 orang yang pernah setiap hari di hidup saya, entah teman atau pacar, sekali lagi saya anggap promises itu adalah bentuk doa untuk memotivasi kita. Dan aku hanya bisa bilang Amin di setiap akhir doa.